Thursday 15 October 2015

SEBATAS JARAK



Ada seseorang perempuan yang bisa mengubah cara pandang gue dalam mendapatkan sesuatu. Dia sadar betul bagaimana caranya untuk mendapatkan perhatiannya. Mungkin itu belum sepantasnya di lakukan untuk anak kelas 4 SD. Tapi entah pergaulan atau didikan orang tuanya, dia menjadi seseorang yang begitu gue idolakan. Seperti itulah, Ara telah menjadi obesesi dan hanya berada di dekatnya, menjadi sesuatu yang gue impi-impikan.

Ara adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dia punya satu adik perempuan dan satu adik laki-laki. Keluarga Ara bisa di bilang adalah kerabat dekat keluarga besar gue, karena dari zaman dulu memang kita sudah bertetangga, jauh sebelum gue dan Ara lahir, nyokap gue dan ibu nya Ara udah saling mengenal, walaupun nggak terlalu dekat, hanya kenal nama saja. Tanggal lahir dan tahun kelahiran gue dan Ara pun nggak berbeda jauh, hanya selisih 20 hari. Gue lahir pada tanggal 2 September 1996, dan Ara lahir pada tanggal 22 September 1996.

Gue tau banyak tentang Ara, dari mulai makanan kesukaan nya, minuman kesukaannya, boneka kesukaannya... Ara kalo lagi iseng terus nggak ada makanan di rumahnya suka makan indomi pake nasi, gue tau karena saat itu gue jualan indomi terus Ara beli indomi soto di gue 5 bungkus. Gue juga pernah liat Ara beli jamu beras kencur sama jamu klingsir di mbak-mbak jamu bersepeda, gue tau karena saat itu gue menyamar menjadi mbak-mbak jamunya. Gue juga tau Ara seneng banget sama Stitch dalam kartun Lilo & Stitch, itu terbukti dia mengkoleksi banyak boneka Stitch di kamarnya, saking banyaknya, kamarnya penuh dengan boneka dan Ara tidur di luar.

Jarak memisahkan kami. Gue yang saat itu tinggal dan sekolah di Depok, jadi jarang bisa ngeliat Ara yang tinggal dan sekolah di Jakarta, dia bersekolah di salah satu SD yang terbilang cukup elit di kawasan Guntur, Jakarta Selatan. Jadinya gue cuma bisa ngeliat Ara pada saat liburan sekolah, itu pun jarang-jarang karena Ara suka pergi menginap di rumah saudaranya di Bekasi.

Gue enggan sebenernya untuk di bilang Secret Admirer. Ya karena emang nggak ‘Secret-Secret’ amat. Mengingat rumah kita yang berhadap-hadapan, kalo begini gue menyebutnya ‘Mengamati Tetangga’.

Sampai pada ketika lulus SD, ada usulan dari tante gue untuk gue supaya tinggal dan sekolah di Jakarta. Gue udah seneng aja karena gue tau gue bakalan bisa sering ngeliat Ara atau bahkan gue bakalan satu sekolah dengan dia. Sungguh mimpi yang akan menjadi kenyataan. Namun belum menjadi kenyataan, nyokap gue nggak ngebolehin gue tinggal di Jakarta, dengan alasan nanti gue ngerepotin tante, kakek dan nenek gue di sana. Dan di saat yang bersamaan, gue tau kalo Ara udah lolos masuk ke salah satu SMP elit di kawasan Cikini yang menjadi sekolah incaran gue juga.

Baru pada saat SMK gue benar-benar tinggal di Jakarta, gue pernah cerita alasan gue pindah dari Depok ke Jakarta: [DI SINI] memang keadaan udah banyak berubah, tapi sepertinya rasa cinta atau penasaran gue terhadap Ara nggak banyak berubah. Hanya sudut pandang gue sekarang melihat Ara sebagai sebuah tanda tanya besar, dan menjadi lebih abu-abu.